Selasa, 01 Oktober 2019 - 11:13 WIB , Editor: itsar
Kalteng -54 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 30 September 1965 dini telah melakukan penculikan enam Jenderal di Jakarta yang akhirnya jenazahnya di temukan di sumur tua di daerah lubang Buaya.
Dibawah Komando Letkol Untung selain menculik enam Jenderal Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melakukan pemberontakan dan berusaha mengambil alih kekuasaan juga membunuh Aiptu Karel Sasuit Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang sedang bertugas menjaga Rumah Kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang bersebelahan dengan Rumah Jenderal AH. Nasution.
Di Yogyakarta PKI juga melakukan pembunuhan terhadap Brigjen Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Pasukan pimpinan Letkol Untung juga membunuh Kapten Piere Tendean ajudan Jenderal AH. Nasution dan anak beliau yang bernama Ade Irma Suryani Nasution yang kemudian di kenal dengan gerakan G/30/S/PKI.
“Tentu sejarah kelam bangsa Indonesia merupakan pelajaran yang berharga bagi kita dan generasi mendatang, jangan sampai Pancasila yang menjadi dasar negara kita tergantikan dengan yang lain. Pancasila adalah ideologi yang telah menyatukan kita sebagai bangsa yang berbeda baik suku, bahasa, adat istiadat dan Agama,” kata Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar, S.I.K., M.Si. setelah memimpin upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Mapolres Palangka Raya.
“Kita sebagai generasi penerus perjuangan para pendahulu kita yang telah mengorbankan harta dan nyawa demi kemerdekaan serta kesatuan bangsa kita yang ber Bhinneka Tunggal Ika dengan dasar Pancasila harus tetap sama-sama kita jaga dan lestarikan.”
AKBP Timbul RK Siregar di kesempatan tersebut juga mengajak seluruh komponen masyarakat utamanya di Kota Palangka Raya untuk bersama-sama menangkal kelompok atau organisasi yang berusaha merubah ideologi Pancasila dari bumi Indonesia.(M.Rahmadi Itsar)
(Palangkaraya/itsar)
Sumber : https://tribunterkini.com/