Jumat, 08 Maret 2024 - 10:01 WIB , Editor: ruben
Pekanbaru | Tribunterkini- Menandakan berakhirnya masa pembelajaran tahun 2023-2024, SMA Negeri Plus Riau melepas 148 orang siswa kelas XII yang sudah akan meninggalkan sekolah yang mereka tempati selama tiga tahun.
Namun, siswa kelas XII tersebut masih akan menghadapi penilaian akhir tahun kelas XII di dalam bulan Ramadan, sebelum mereka dikembalikan ke daerah masing-masing.
Kepala SMA Negeri Plus Riau Edi Sutono M.Pd kepada wartawan usai melaksanakan acara perayaan mengatakan bahwa, kegiatan itu dilaksanakan sekarang mengingat jadwal anak-anak kelas XII yang akan menghadapi penilaian akhir tahun pada pekan pertama bulan Ramadan hingga pekan ketiga Bulan Ramadan.
Setelah itu, mereka akan cuti Idul Fitri dan kembali ke daerah masing-masing. “Kita laksanakan sekarang karena faktor waktu. Mereka akan selesai menghadapi penilaian akhir tahun menjelang Idul Fitri dan akan kembali ke daerah masing-masing.
Tidak memungkinkan lagi kita panggil untuk masuk sekadar melaksanakan perayaan akhir masa pembelajaran. Dulu namanya perpisahan,” ungkap Kepsek yang baru tahun ini menjabat disana.
Dalam perayaan akhir masa pembelajaran ini dilaksanakan di halaman sekolah.
Hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Pendidikan Riau diwakili Kepala Cabang Wilayah III Dinas Pendidikan Provinsi Riau Adela S.Ag, M.Pd, dan beberapa mantan Kepsek SMA Plus Riau sebelum Edi Sutono. komite sekolah, para alumni dan orangtua murid serta anak-anak murid SMA Negeri Plius Riau.
Dikatakan Edi Sutono, tak banyak sekolah setingkat SMA yang bisa menggabung tiga unsur pendidikan yakni pendidikan formal, pendidikan agama dan pendidikan karakter.
SMA Negeri Plus Riau memiliki tiga unsur itu dan juga menjadi salah satu SMA/SMK Negeri di Riau dari lima yang menjadi sekolah asrama dan dibiayai Pemerintah Daerah.
Hal itu menjadikan SMA Negeri Plus Riau menjadi salah satu sekolah dengan ketergantungan operasional berdasarkan angka APBD yang ditetapkan Pemprov Riau.
“Kami menerima hanya 150 anak didik setiap tahun. Tidak lebih dari itu, karena anggaran makan minum di asrama kami hanya untuk 150 anak pertingkat setiap tahunnya. Meskipun peminat SMA Negeri Plus Riau ini sangat banyak,” tutur Edi Sutono.
Sambung Edi Sutono, setiap tahun mereka menerima sedikitnya 800 orang anak yang mendaftar. Mereka menggunaka dua tahapan seleksi.
Tahap pertama seleksi administrasi berupa nilai rapor. Dari 800 anak akan gugur 500 orang dan menyisakan 300 orang anak. Tahap kedua seleksi dengan tes akademik. Dalam tes ini akan dipilih 150 anak yang akan diterima belajar di SMA Negeri Plus Riau.
Lebih jauh Edi Sutono menyebutkan, keterwakilan dari masing-masing kabupaten/kota akan menjadi salah satu pertimbangan saat seleksi pertama, tapi tidak harga mati.
“Artinya, dengan pertimbangan keterwakilan masing-masing kabupaten/kota tidak dapat dipastikan akan berlaku jika anak yang mewakili salahs qatu kabupaten/kota nilainya tidak mencukupi, dan justru dari kabupaten/kota lain lebih baik, maka tidak akan adala pemaksaan harus keterwakilan kabupaten/kota,” ungkapnya.
Khusus untuk tahun ini menurut Edi Sutono, berdasarkan permintaan mantan Gubernur Riau H Edi Natar Nasution sebelum beliau berakhir masa jabatannya untuk menerima 7 orang murid melalui jalur tahfiz.
Tujuh murid ini, nantinya dari pagi hingga sore akan mengikuti pelajaran di SMA Negeri Plus Riau dan pada sore hingga malam dan menginap di Sekolah Tahfiz Riau.
Diakhir perbincangan dengan wartawan di ruang kerjanya, Edi Sutono berjanji akan memberikan yang terbaik untuk SMA Negeri Plus dimasa dirinya menjadi kepala sekolah ini. Ada beberapa target yang akan diupayakannya dengan maksimal mewujudkannya. (Rilis/Red01).
(Pekanbaru/ruben)
Sumber : https://tribunterkini.com/