Selasa, 21 Januari 2020 - 19:18 WIB , Editor: ruben
Pekanbaru | Tribunterkini- Perlu percepatan untuk mengatasi stunting yang terjadi di Provinsi Riau. Dari catatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau dari Bulan Januari hingga Bulan Desember 2019, Penderita Stunting atau Gizi Buruk pada balita mencapai 16.275 balita.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau Yan Prana Jaya mengatakan, meskipun angka balita penderita stunting di Provinsi Riau bersifat fluktuatif (turun-naik, red), namun harus cepat dilakukan upaya - upaya dalam pencegahannya.
"Stunting di Provinsi Riau harus cepat diatasi. Dimana ada kerjasama lintas sektoral dari instansi terkait, agar upaya pencegahan tepat sasaran," kata Sekdaprov Riau Yan Prana Jaya, Selasa (21/1/2020).
Dikatakan Yan Prana Jaya, menekan angka Stunting yang terjadi di Provinsi Riau dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul, perlu kerja sama intensif lintas sektor dan multipihak.
"Saat ini sudah ada Target Nasional untuk Penurunan Stunting di daerah," ungkap Sekdaprov Riau Yan Prana Jaya.
Menurut Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, keberhasilan penurunan Stunting diperlukan Tiga Hal: Pertama - Coverage, Dimana target harus jelas, tidak hanya persentase tetapi juga jumlah nominalnya.
Selanjutnya yang Kedua - Kualitas, Yang mana intervensi harus sesuai standar yang ditetapkan dan diterima seluruh target sasaran. Kemudian yang Ketiga- Compliance, Yang dikonsumsi target sasaran sesuai ketentuan. Contohnya, tablet penambah darah yang dikonsumsi ibu hamil selama 90 hari harus habis.
Pemerintah Indonesia menetapkan Perpres Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang difokuskan pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Gerakan ini sejalan dengan prioritas percepatan penurunan Stunting yang tertuang dalam RPJMN 2015 - 2019 dan 2020 - 2024.
Untuk diketahui, berikut ini urutan Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau dari yang paling banyak Balita penderita Stunting, yakni:
1. Kabupaten Kampar sebanyak 3.128 balita.
2. Kabupaten Indragiri Hilir sebanyak 2.021 balita.
3. Kabupaten Bengkalis sebanyak 1.813 balita,
4. Kepulauan Meranti sebanyak 1.745 balita,
5. Kabupaten Pelalawan sebanyak 1.742 balita.
6. Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 1.474 balita.
7. Kota Pekanbaru sebanyak 1.248 balita.
8. Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 878 balita.
9. Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak 831 balita.
10. Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak 650 balita.
11. Kabupaten Siak sebanyak 455 balita.
12. Kota Dumai sebanyak 290 balita. **(Mcr).
(Pekanbaru/ruben)
Sumber : https://tribunterkini.com/