Aceh Tenggara | Balita kembar siam asal Aceh Tenggara, Fitri Sakinah dan Fitri Rahmawati, yang telah diverifikasi selama empat tahun di Yogyakarta oleh pihak RSUP Dr Sardjito, kini diizinkan pulang ke kampung halamannya.
Pemulihan balita tersebut dan orang tuanya didampingi langsung oleh tim dokter ahli RSUP Dr Sardjito. Berangkat dari Yogyakarta menuju kampung halaman anak kembar siam di Aceh Tenggara.
Kemudian pada prosesi penyerahan balita itu ke pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan di Pendopo Wakil Bupati Agara pada, Rabu (12/4/2019)
Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari Buspa, menyampaikan rasa terima kasih kepada tim dokter RSUP Dr Sardjito yang telah menangani perawatan balita kembar selama empat tahun terakhir.
“Kami hanya bisa memberikan kepada Allah atas jasa dan bapak-ibu semuanya. Mudah-diundang menjadi amal ibadah, ”kata Wabup Agara.
Bukhari mengatakan, pihaknya melalui tim Rumah Sakit H Sahuddin siap dan akan meminta perawatan kesehatan bagi kemsi. Selain itu, ia juga akan menugaskan dinas terkait untuk memberikan pendidikan dan sosial khusus untuk bocah itu.
“Harapan saya setelah lepas sambut peralihan perawatan siam kembar ini, kepada pihak yang ditugasi untuk perawatan perawatan balita di Aceh Tenggara, mari bersinergi dan terkelola menyediakan pengayoman terbaik untuk kembar siam,” kata Bukhari.
Pada kesempatan yang sama, Direktur RSUD H Sahuddin Kutacane, dr Bukhari SpOG menjelaskan, sebelumnya, setelah tiga hari lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Sahuddin Kutacane, bayi kembar siam ini telah di RSUD Zainal Abidin Banda Aceh selama beberapa bulan.
Kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta, selama Setahun lebih diterjemahkan lalu dipindahkan ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, kata dr. Bukhari SpOG usai penyerahan putri kembar siam tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim Dokter Ahli RSUP Dr Sardjito, mengatakan pihaknya telah merawat si kembar selama empat tahun lebih. Meski berat, pihaknya tetap harus membocorkan bocah kembar itu ke kampung halamannya, ucap dr Rahmat.
"Acara ini dikeluarkan pelepasan, tetapi hanya dipindahkan tempat pengasuhan ke tempat yang diminta," kata dr Rahmat.
Rahmat mengatakan, selama diterjemahkan, kondisi kesehatan dan intelegensi kedua bocah itu cukup baik. Namun, pihaknya tidak dapat melakukan operasi dengan baik, karena berisiko tinggi akan dikembalikan salah satu dari keduanya.
“Kondisinya tidak bisa dibatalkan, jadi bisa diselesaikan bisa dua-duanya tidak bisa diselamatkan. Penyebab otak yang menyatu hampir 70 persen, ”kata dokter spesialis saraf itu.
Untuk selanjutnya, kedua balita ini akan dibahas oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Sahuddin Kutacane.
Sebelumnya, sejak dirilis pada 2015 lalu, bayi kembar siam milik pasangan Syahbandi Putra dan Siti Khadijah tidak dapat saling bertukar saudara satu rahimnya karena terlahir dalam kondisi melekat di bagian kepala.
Oleh karena itu, selama empat tahun terakhir mendapatkan perawatan dari pihak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Dalam kurun waktu itu, pihak rumah sakit telah berusaha untuk melakukan langkah operasi. Namun demikian, tidak ada perbedaan.