Pekanbaru

Konferprov PWI Sumsel Dengan Agenda Pemilihan Ketua PWI

Jumat, 01 Februari 2019 - 07:30 WIB , Editor: admin,

Sumsel Tribunterkini- Kendati pemilihan Ketua PWI Sumatera Selatan sudah berlalu dengan kemenangan diraih oleh Firdaus Komar dari SKU Berita Pagi dengan perolehan 199 menyisihkan Jon Heri dari SKU Jembatan Informasi meraih 109 suara pada putaran kedua atau akhir, bersamaan terpilihnya Ketua Dewan Kehormatan H. Kurnati Abdullah. Namun tak sedikit peserta Konferprov yang dilaksanakan di Asrama Haji Palembang 26/1 lalu kecewa dengan Panitia Pelaksana dan pimpinan sidang Konferprov PWI Sumsel. Pasalnya berbagai usulan yang seharusnya diperjelas dan dianulir dalam tatib menjadi bias. Sampai kepada persoalan perebutan pimpinan sidang, yang membuat acara menjadi melelahkan dengan melakukan voting untuk menentukan pimpinan sidang. Sehingga peserta harus tiga kali voting. Meskipun, ada yang berpendapat tak mengapa lelah hari ini asal saja jangan sampai menderita sampai lima tahun kedepan. Tak kalah menarik, juga melalui konferensi ini, terlihatnya sosok-sosok yang berkomitmen, setia, dan berkhianat. Sebagaimana pada putaran Pertama, 4 Kandidat yang bersaing metaih siara pilih masing masing, Hadi Prayugo (Sriwijaya Post/Tribun Sumsel) 106, Firdaus Komar (Skh. Beritapagi) 155, Jon Heri (Sk. Jembatan Informasi) 111 dan Aan Santana (Antara) dengan 62 suara. Berbagai isu yang beredar semerbak menerpa calon ketua. Persoalan primordialisme, pernah dipidana menjadi isu yang santer. Bahkan, kemudian, dijadikan point dalam pasal tatib Konferprov sebagai salah satu syarat menjadi ketua. Padahal, dalam PD PRT, syarat menjadi Ketua PWI itu hanya tiga point, pernah menjadi pengurus, memegang UKW utama, dan menjadi anggota biasa minimal 5 tahun. Bukan hanya tatib, tetapi persoalan agama yang dianut kandidat juga disebar di sela-sela obrolan anggota PWI. Yang dikaitkan dengan visi misi media kandidat. Money politics, menjadi rangkaian isu yang dimainkan dan digoreng-goreng. Semua menjadi asupan yang membuat suasana panas-dingin. Sampai kepada penetapan tatib yang sempat membuat gusar peserta karena juga sepertinya dipermainkan dengan mengetok palu sidang dengan cepat. Walau usulan ditanggapi, tetapi tatib yang dipersoalkan tidak berubah sama sekali. Berbagai pungutan terkait pembuatan kartu anggota PWI maupun kartu calon anggota PWI menjadi isu hangat. Bahkan mencuat dalam sidang konferprov itu adanya penggunaan kartu PWI palsu yang dimanfaatkan oleh kandidat guna mendulang suara lebih banyak. Jumlah pemilih mencapai 496, terdiri dari 474 anggota biasa dan 22 berkelanjutan. mendekati hari pelaksanaan konferprov, pengurus PWI pusat mengeluarkan daftar anggota yang divalidasi bisa memilih, sebanyak 463 orang. 32 di disetujui dinyatakan batal untuk memilih disetujui sudah anggota biasa. Karena tidak memenuhi persyaratan PD PRT. (Senpi).

(nasional/admin)

LAINNYA
KOMENTAR
Silahkan Login Untuk Mengisi Komentar