Minggu, 26 Oktober 2014 - 07:30 WIB , Editor: admin,
BNN (Badan Narkotika Nasional) gelar ekspos hasil tangkapan terbesar. Keberhasilan menangkap jaringan ganja terbesar berkat teknologi Kontrol Deliveri. Tiga tersangka ditangkap bersama ganja kering seberat 8 ton dan satu truk Fuso. BNN telah menyelamatkan 8 juta masyarakat seandainya barang haram tersebut lolos. Pekanbaru Tribunterkini-Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar memimpin ekspose tangkapan terbesar di BNN Provinsi Riau jalan Pepaya pekanbaru, Ahad (26/10/14) sore. Dalam ekspose tersebut dihadirkan tiga tersangka yang mengangkut 8 ton ganja kering dari Aceh. “Ketiga kurir tersebut kami tangkap di sebuah rumah makan di Kandis, pada Jumat pagi, ,” ucapnya. Dijelaskan Anang, ketiga tersangka yang semuanya warga Aceh tersebut adalah dua supir M Jamil (32) dan Muhalil (25) serta pembantu supir Syafrizal (20). Mereka bertiga dibayar Rp120 juta untuk mengantarkan barang haram tersebut dari Aceh ke Sukabumi, Jawa Barat. Rinciannya, untuk dua supir masing-masing Rp50 juta. Sedangkan untuk Muhalil Rp20 juta. Ungkap Anang, selain menangkap ketiga tersangka, pada hari yang sama, Jumat (25/10/14) tiga tim yang dibentuk BNN juga menangkap dua tersangka di dua tempat berbeda. Pertema Ade yang merupakan penghubung ditangkap di Jalan Pondok Jaya, Mampang, Jakarta. Kedua, merupakan pemesan yang akan membeli barang haram tersebut adalah Bang Ping, warga Bandung. “Tersangka Bang Pin ini merupakan terpidana kasus serupa yang divonis 12 tahun penjara, namun baru 6 tahun ditahan sudah bebas. Kami juga bingung,” keluhnya. “Kalau satu orang mengkonsumsi satu ons ganja, maka akan ada delapan juta orang bisa rusak jiwanya karena barang haram ini,” tuturnya. Selanjutnya, untuk keperluan penyidikan, Anang mengatakan bahwa ketiga tersangka beserta 186 karung besar ganja barang bukti akan dibawa ke Jakarta. Para tersangka dikenakan pasal 111 dan pasal 114 dengan hukuman mati atau seumur hidup terang Anang .(Alb/ faisal)
(nasional/admin)