Senin, 18 Agustus 2014 - 07:30 WIB , Editor: admin,
Pekanbaru Tribunterkini-Kualitas sawit yang merosot pada umumnya disebabkan para petani menggunakan bibit tidak memiliki atau bersetifikasi. Makanya, pada petani diharap memahami. Sebab ini berdampak penurunan kualitas Tandan Buah Segar (TBS). Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Riau Zulher saat ditemui, Jumat (15/8) ketika di kantornya. Dijelaskannya, saat ini mulai tumbuh berkembangnya perkebunan sawit dengan kualitas rendah khusus itu di perkebunan rakyat. “Memang risau juga kalau melihat kualitas sawit merosot, karenanya diingatkan para petani agar tetap menggunakan bibit bersertifikasi. Khususnya itu, perkebunan sawit rakyat di daerah ini tidak bermitra dengan pihak perusahaan,“ sebut Zulher. Karena sambungnya, pengunaan bibit seperti demikian menyebab merosotnya kualitas sawit di Riau. Sehingganya akan mempengaruh hasil produksi sawit dan tentunya berdampak pada harga jual TBS. Dan yang rugi itu petani sendiri,'' ungkapnya. Pengunaan bibit yang tidak punya sertifikasi ataupun bibit abnormal ini, juga akan mempengaruhi dari produksi tidak akan memuaskan. Karena itu sebutnya, para petani sawit hendaknya mampu menjalin mitra atau kerjasama perusahaan perkebunan. Mantan Sekdakab Kampar ini pun mengatakan, untuk diketahui oleh petani sawit kalau tidak ingin rugi, maka bisa hindari pembelian bibit abnormal tersebut. Sebab ungkap Zulher, bibit sawit yang abnormal itu memilik kreteria dan bisa dilhat kasat mata. “Kriteria bibit abnormal itu adalah daun seperti rumput, tumbuhnya berputar, anak daun yang jarang, tajuk tidak normal, daunnya tidak merata, bibit kerdil, daun pendek dan lebar, bercak daun culvularia, daun menggulung, bibit tumbuh tegak lurus,“ ujarnya. (Dri)
(nasional/admin)