Politik

Abdul Jamal Sekretaris Disdik: Lakukan Pembenahan Sekolah Sistem Double Shift

Selasa, 18 Maret 2014 - 07:30 WIB , Editor: admin,

jamalPekanbaru Tribunterkini-Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Abdul Jamal mengatakan dalam Kurikulum 2013, tidak lagi membenarkan sekolah melakukan sistim belajar dengan double shift. Sekolah yang mengunakan sistim belajar dengan double shift tidak akan memenuhi standar jam belajar yang seharusnya 42 jam perminggu “ Kita akan lakukan pembenahan terhadap sekolah yang mengunakan sistim belajar dengan sistim double shift. Karena tidak sesuai dengan jam belajar efektif dalam kurikulum 2013,” tegas Jamal, Selasa (18/3) usai meninjau pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) di SMKN 2 Pekanbaru Dikatakan Jamal, untuk jenjang SMK di Pekanbaru hanya tinggal SMKN 2 yang menerapkan belajar sistim double shift. Ini terjadi, lantaran jumlah ruang belajar siswa tidak sebanding dengan jumlah siswa, sehingga mau tidak mau proses pembelajaran harus dengan sistem double shift pagi dan siang. Sebagai langkah awal agar sekolah tidak menerapkan lagi double shift untuk siswanya, Disdik berupaya melakukan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), jika itu memungkinkan di SMKN 2. Jika tidak, maka akan dibatasi siswa yang ingin sekolah di SMKN 2. Selain itu, langkah alternatif lainnya jika tidak memungkinkan penambahan ruang kelas baru, maka nantinya sebagian jurusan yang ada di SMKN 2 akan dipindahkan ke SMK yang baru dibangun Walikota Pekanbaru. ” Kita targetkan tahun 2017 mendatang semua sekolah tidak ada lagi yang akan menerapkan sistim belajar double shift. Semua sekolah harus belajar pagi,” kata Jamal Diakui Jamal, sistim belajar double shift sangat tidak efektif. Sebab, dalam kurikulum 2013 ini diharuskan 45 menit setiap satu jam pelajaran. Sekolah yang masuk pagi, maka siswa harus pulang jam 2 sore. Sementara yang masuk sore mulai jam 1. Ini artinya jam belajar efektif untuk siswa sore belum tercapai. Jamal juga akan melakukan verifikasi ketika proses penerimaan siswa baru agar jumlahnya tidak terlalu banyak. ” Kita akan lakukan survey terhadap sekolah apakah daya tampung seimbang dengan ruang belajar yang tersedia,” sebut Jamal Sementara kepala SMK 2 Dwi Gusneli mengatakan, mendukung program tersebutdan tidak keberatan dengan kebijakan yang akan dijalankan. Artinya, jika sebagian jurusan dari SMK 2 dipindahkan ke SMK lain (yang dibangun wako) nantinya, tidak bermasalah pada SMK 2. Itu memang ketentuannya. Sebab setiap sekolah harus belajar dengan sistim satu shiff.” Kami mendukung kalau itu sudah menjadi ketentuan oleh Disdik,” kata Dwi. Saat ini, kata Dwi, jumlah siswa SMKN 2 ada 2.195 orang dengan 76 rombongan belajar (rombel). Sedangkan jumlah ruang belajar ada 35 ruangan (**)

(nasional/admin)

LAINNYA
KOMENTAR
Silahkan Login Untuk Mengisi Komentar