Politik

Peran Santri Dalam Kemerdekaan Indonesia Sangat Besar

Jumat, 07 Oktober 2016 - 07:30 WIB , Editor: admin,

Pekanbaru Tribunterkini - Ribuan santri dari seluruh pondok pesantren di Riau berkumpul di halaman Kantor Gubernur Riau melaksanakan apel akbar dalam rangka memperingati hari santri nasional. Berkat santri dari pondok pesantren ini pula, Indonesia bisa merasakan kemerdekaan dan kecerdasan."Kita harus bangga sebagi santri. Kenapa bangga, Indonesia mungkin tak bisa seperti saat ini kalau tidak ada pondok pesantren. Dimana bersama kiayi dan santrinya yang telah berjuang melawan penjajah. Banyak pahlawan kita sesungguhnya berlatar belakang pondok pesantren," kata Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Hanif Dakhiri, Kamis (6/10/16).

Hadir pada peringatan hari santri tersebut, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Sekdaprov Riau Ahmad Hijazi, Kapolda Riau Zulkarnaen serta berbagai undangan lainnya.

Tidak hanya berjasa dalam kemerdekaan, berkat pondok pesantren juga telah berkontribusi mencerdaskan bangsa sebelum zaman kemerdekaan. Tidak sedikit para pejuang dan tokoh-tokoh nasional berasal dari pondok pesantren.

Hanya saja dari catatan sejarah, terkesan 'menyembunyikan' latar belakang kesantrian banyak tokoh pejuang, dalam membela harga diri bangsa dari penjajah. Sebut saja Pangeran Diponegoro, yang selama ini hanya dikenal sebagai keturunan bangsawan dan terpandang.

Namun sesungguhnya, Pangeran Diponegoro merupakan berasal dari pondok pesantren. Bukti peninggalan perjuangannya pun jelas, yakni berupa Al Quran, tasbih dan kitab kuning. Masih banyak lagi para pejuang Indonesia yang berlatar belakang santri.

Kemudian dicontohkannya pula, bagaimana perjuangan rakyat Aceh dari keserakahan penjajah, semua berkat keteguhan agama Islam yang dianut. Mesjid Baitul Rahman di Banda Aceh adalah saksi bagaimana perjuangan rakyat Aceh dimulai.

"Karena itu saya menegaskan anggapan segelintir pihak yang menyebut pondok pesantren sebagai sarang teroris sangatlah tidak benar. Kalian harus bangga sebagai santri," ujar Menaker yang juga alumni santri di pondok pesantren di Salatiga, Jateng.

Lebih lanjut, Menaker Hanif juga menyatakan apresiasinya kepada pemerintah pusat yang telah menjadikan 6 Oktober sebagai hari santri. Hal ini menurutnya sebagai bentuk pengakuan pemerintah bahwa pondok pesantren bagian dari Indonesia. (MC Riau/mtr)

(nasional/admin)

LAINNYA
KOMENTAR
Silahkan Login Untuk Mengisi Komentar