Selasa, 04 September 2018 - 07:30 WIB , Editor: admin,
Lampung- Pembangunan rabat beton di pekon penanggungan Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2017 lalu
diduga asal jadi dan sarat korupsi. Pasalnya bangunan belum sampai 1 tahun tersebut saat ini jelas terlihat sudah retak dan pecah. Selasa (4/9/2018)
Menurut keterangan narasumber yang tidak mau di sebutkan namanya kepada wartawan, dikediamannya menceritakan, "Di akhir tahun 2017 kemarin, Pekon penangungan Kecamatan Kota Agung, Kabuparen Tanggamus, merialisasikan pembangunan jalan Rabat Beton dengan lebar 3 M dan panjang 50 M yang bersumber dari Angaran Dana Desa (DD) yang menurutnya dalam pengerjaanya tidak sesuai dengan juknisnya, " katanya.
Masih menurut nara sumber, "Saya sangat menyayangkan sekali, karena dalam pengerjaanya terkesan asal jadi, dengan tidak mengikuti Rancangan Angaran Belanja (RAB) yang seharusnya hanya mengunakan Batu spelit, pasir dan semen. Tapi ini mengunakan batu krokos bulat untuk menimbun sebelum di cor
Mengunakan adukan semen. Pasir dan krokos di lakukan penimbunan terlebih dahulu memakai batu krokos bulat agar kelihatan tebalnya, karena dari cara pengerjaan dan bahan baku yang digunakan tidak memenuhi standar RAB sudah bisa di pastikan kualitasnya jelek, terbukti sekarang sudah mulai retak retak, apa lagi kalau nantinya kenderaan berat yang melintas. Gak diinjak kendaraan berat saja sudah seperti itu, " katanya.
Dia juga menambahkan, pada pengerjaanya kemarin tidak memasang papan nama proyek.
"Jadi kami sebagai masyarakat tidak berapa pagu anggaran untuk bangunan rabat beton ini, "katanya.
Saat wartawan ingin melakukan komfirmasi langsung kepada kepala pekon Penangungan, Nasirwan, di kantor Pekon sekira jam 14. 00 Wib, ternyata kantor pekon sudah ditutup. Dan dari hasil pantauan awak media, tampak plang pekon yang terpasang di depan kantor seperti tidak terawat, tidak ada lagi tulisan yang bisa dibaca, alias terhapus. Jadi bisa diartikan kepala pekon tidak peka terhadap keadaan sekitar, khususnya kantor pekon yang tempatnya mengantor setiap hari.
Kemudian wartawan langsung menuju rumah kepala pekon, di halaman nampak ada motor dinasnya terparkir, saat ditanyakan kepada ibu yang ada di halaman yang ternyata ibu dari kakon itu sendiri. Ibu itu mengatakan, "kakon sedang tidur, "singkat Ibu tersebut kepada wartawan.
Kemudian wartawan memohon, "kalau masih bisa untuk dibangunkan, tolong dibangunkan, "tanya wartawan kepada Ibu tersebut.
Kemudian ibunya masuk kedalam rumah, setelah keluar, ibunya mengatakan, ",Tidurnya baru, jadi belum bisa di bangunkan, "kata ibunya.
Hal senada dikatakan istri kakon, yang kebetulan juga baru pulangkerja yang memakai baju seragam kantoran, kepada wartawan dia mengatakan, "Suami saya kalau lagi tidur memang susah untuk di bangunkan, "kata istri kakon.
Sampai berita ini diterbitkan belum ada penjelasan dari Nasirwan selaku Kepala pekon. (Herwandi)
(nasional/admin)