Kamis, 15 Oktober 2015 - 07:30 WIB , Editor: admin,
Pekanbaru Tribunterkini-Ada-ada saja perangai yang di tunjukkan Bakri ST.pegawai Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air (SDA) Kota Pekanbaru ini. Pada saat ditemui diruangannya untuk konfirmasi temuan proyek Leoning diwilayah kerjanya. (28/9). Hasil investigasi wartawan ditemukan adanya dugaan kecurangan pada pemasangan besi.Ketika wartawan ingin menanyakan kepada Bakri tentang temuan penggunaan besi yang di duga tidak sesuai Bestek serta meminta nomor telepon selular konsultan dan rekanan. Bakri enggan menjawab dan langsung bertanya dengan nada tinggi dan mimik wajah yang tidak sedap dipandang mata “Wartawan mana kamu, coba lihat KTA nya sini saya fotocopy”, ucap Bakri.
Dikarenakan Bakri ST PPTK proyek Leoning enggan menjawab pertanyaan dan tidak juga memberikan nomor telepon selular konsultan dan rekanan wartawan pun meninggalkan PPTK tersebut.
Namun, hingga saat ini (10/10) hasil investigasi bersama LSM Jihad telah ditemukan ada 3 titik proyek pengerjaan leoning di daerah Panam yang mana diduga melakukan kecurangan. Terlihat penggunaan besi untuk dinding tiang dan balok yang tidak sesuai dengan ukuran yang seharusnya.
Besi yang dipakai lebih kecil ukurannya misalnya besi yang seharusnya dipakai ukuran 12 SNI tetapi dipasang ukuran 10. Selain itu, seharusnya dipasang ukuran 10 SNI malah dipasang ukuran 8, atau besi ukuran 9.
Ketika di konfirmasi kepada Herwan Nasri anggota DPRD Pekanbaru Komisi IV ketika di konfirmasi melalui telepon selular tentang pembesian pada proyek Leoning yang diduga menyalahi bestek mengatakan, pengerjaan pembangunan tersebut harus sesuai dengan Bestek. “Harus sesuai Bestek pengerjaan proyek”, tegas Herwan Nasri
Ditempat terpisah Efialdi ketua LSM Jihad mengatakan ini tentu lebih menguntungkan kontraktorkar mencoba menekan biaya pengerjaan yang keluar dan meraup keuntungan yang lebih. “Ini jelas pengurangan volume bahan”, jelasnya.
Ditambahkannya, dampaknya terhadap proyek saluran air tersebut tentulah tidak baik karena kekuatannya berkurang dan tentunya tidak akan bertahan lama. Sudah ada contohnya seperti saluran air yang dijumpai di daerah panam juga yang mana pengerjaannya ditahun 2013 sekarang ini telah mengalami patah dan roboh, jelas Efialdi.
Diakhir wawancara Efialdi menjelaskan, apabila ada pengurangan volume bahan tentulah sangat merugikan negara. Sungguh sangat disayangkan jika kecurangan-kecurangan yang terjadi pada pengerjaan proyek pemerintahan dibiarkan terus menerus terjadi maka proyek-proyek itu seperti menghambur-hamburkan uang rakyat saja, tutup Efialdi. (Afrizal)
(nasional/admin)