Nasional

Kasau, Prajurit TNI AU Jalan Hidup Yang Dipilih Tuhan Untuk Kita

Selasa, 30 Juli 2019 - 06:45 WIB , Editor: admin,

Pekanbaru Tribunterkini- Ada 3 resiko dalam pelaksanaan tugas sebagai prajurit udara, namun tidak boleh sekalipun, sedetik pun, ada rasa ragu, gentar, apalagi takut, menjadi prajurit udara adalah jalan hidup yang dipilih Tuhan untuk kita. Kita, prajurit udara, adalah prajurit yang lahir dan tumbuh besar bersama negara. Maka, tugas generasi penerus adalah merawat dan mengembangkan moralitas dalam pengabdian di masa depan. Demikian sambutan Kasau Marsekal Yuyu Sutisna, S.E., M.M., yang dibacakan oleh Komandan Lanud Roesmin Nurjadin pada upacara Peringatan ke 72 Hari Bakti TNI Angkatan Udara di Apron Baseops Lanud RSN, Senin (29/7/2019). "Upacara yang bertemakan "Bakti Pahlawan Udara Menjadi Tonggak Sejarah, Bakti Generasi Penerus Membangun Kejayaan Angkatan Udara", tema ini sengaja dipilih agar peristiwa heroik yang diperingati setiap tanggal 29 Juli ini tidak sekedar menjadi nostalgia sejarah semata, namun terus menjadi kompas moral bagi generasi penerus untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada TNI Angkatan Udara. “Hari berkabung AURI, yang sejak tahun 1962 diperingati sebagai Hari Bakti TNI Angkatan Udara. Dimana pada saat itu terjadi peristiwa tiga pesawat TNI Angkatan Udaramengudara dari landasan pacu Lanud Maguwo dan menyerang garis pertahanan Belanda di tiga Kota, yaitu Semarang, Salatiga, dan Ambarawa”, kata Kasau. Kemudian Kasau menjelaskan, bahwa ketiga pesawat tersebut diawaki oleh kadet penerbang Mulyono dengan juru tembak Dulrachman, kadet penerbang Sutardjo Sigit dengan juru tembak Sutardjo, dan kadet penerbang Suharnoko Harbani dengan juru tembak Kaput. Serangan ini merupakan operasi serangan udara pertama dalam sejarah TNI Angkatan Udara. "Serangan ini menjadi bukti jiwa patriotisme, cinta tanah air, dan sikap anti kolonialisme dari seluruh personel angkatan udara atas agresi militer Belanda pertama," ujar Kasau. Kasau melanjutkan, beberapa jam pasca serangan tersebut, Belanda ternyata melancarkan serangan balasan dengan mengirim dua pesawat P-40 Kitty Hawk untuk menembak jatuh pesawat Dakota VT-CLA yang sedang membawa bantuan kemanusiaan dari Palang Merah Malaya. Delapan orang gugur, termasuk tiga putra terbaik Angkatan Udara, yaitu Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, dan Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wiryokusumo. "Kedua peristiwa tersebut selalu diperingati, karena banyak nilai-nilai moralitas yang wajib diketahui dan diteladani oleh generasi penerus TNI Angkatan Udara. Para Pahlawan Hari Bakti gugur untuk menancapkan tonggak sejarah", tambah Kasau. Pada upacara kali yang bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Mayor Tek Naharuddin sedangkan Paup Lettu Tek Delviana Ardiyasa. Usai upacara peringatan ke 72 Hari Bakti TNI Angkatan Udara, Danlanud Rsn memberikan penghargaan kepada para purnawirawan TNI AU Roesmin Nurjadin atas pengabdian selama berdinas di Lanud RSN. (Ruben/Pen).

(nasional/admin)

KOMENTAR
Silahkan Login Untuk Mengisi Komentar