Hiburan

Wisata Religi Mengunjungi Makam Terapung Syekh Abdullah Mudzakir, yang Ramai Dikunjungi Peziarah

Kamis, 14 November 2019 - 10:34 WIB , Editor: alb,

Demak-Banyaknya pengunjung yang mendatangi makam Syekh Abdullah Mudzakir di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah,- Rabu (13/1/2019) siang. 

 

Mbah Mudzakir dikenal sebagai sosok pejuang kemerdekaan sekaligus ulama yang disegani di era tahun 1900 hingga 1950. 

 

"Semula makam di sini adalah daratan dan tempat pemakaman umum, namun lama kelamaan habis digulung abrasi hingga menyisakan makam Mbah Mudzakir dan beberapa keluarganya.

 

Uniknya meski dusun telah habis dan tenggelam, makam Mbah Mudzakir masih tetap bertahan dan utuh. Sekalipun air pasang maupun ombak besar, makam tak pernah tenggelam, Wallahua'lam," ungkap Juru Kunci Makam Mbah Mudzakir, Fauzan (63)saat ditemui Tribunterkini.com.

 

Salah seorang yang pernah berziarah ketempat itu, Nur kholik (35), asal sukorejo,mengatakan, di makam berukuran 7 x 7 meter itu terasa sejuk. Selain terlindung cungkup, angin laut yang bertiup terasa menyegarkan. 

 

"Nama KH Abdullah Mudzakir atau biasa disebut Mbah Mudzakir, di kalangan pesantren cukup dikenal," ujarnya. 

 

Satu karomah yang diberikan Allah kepada Syekh Abdullah Mudzakkir adalah makamnya tidak terendam air laut, padahal berada di Pantai Sayung Demak. Bahkan makam beberapa anggota keluarganya terdiri dari istri dan anak-anaknya juga tidak terendam air laut.

 

Sehingga makam Syekh Abdullah Mudzakkir dan keluarganya tersebut dianggap keramat lantaran tidak terkikis dan tenggelam diterjang pasang surut air laut.

 

Ketika hendak berziarah menuju ke makam Mbah Mudzakkir, peziarah harus berjalan sepanjang 700 meter yang samping kanan kirinya adalah air laut. Sebenarnya dahulunya Dusun Tambaksari tempat dimana makam Mbah Mudzakkir berada adalah daratan.

 

Namun karena terus-menerus terkena banjir rob air laut lama - kelamaan daratan itu mengalami abrasi sehingga keberadaan makam Mbah Mudzakkir berada di tengah laut.

 

Berkembang mitos bahwa makam Syekh Abdullah Mudzakkir itu “mengapung” sehingga tidak akan tenggelam kendati pasang air laut tinggi. Hal tersebut diyakini masyarakat dikarenakan keluhuran budi Syekh Abdullah Mudzakkir semasa hidupnya yang melakukan syiar di wilayah tersebut dan sangat berjasa dalam pembangunan akhlak warga setempat, baik dalam hal ilmu agama maupun tradisi yang diajarkan. 

 

Konon Syekh Abdullah Mudzakir yang sehari-hari menjadi petani tambak itu juga menguasai ilmu kanuragan dan kebal dari berbagai macam senjata. Dia kerap dimintai orang untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

 

Kendati demikian, dia tak mengharapkan imbalan dari pertolongannya itu. Tak dipungkiri, keahlian dan keikhalasannya membuat nama Syekh Mudzakir kian dikenal orang dan sangat mendukung upayanya dalam melakukan syiar Islam. Pada tahun 1950 Mbah Mudzakir meninggal dunia dalam usia 81 tahun. 

 

Tak heran bila banyak santri yang datang untuk berziarah. Mereka tidak hanya dari Demak, tetapi juga luar daerah seperti jakarta, Wonosobo, Bogor,Kalimantan,Bogor.**(mbah Cipto)

 

 

(Demak/alb)

LAINNYA
KOMENTAR
Silahkan Login Untuk Mengisi Komentar