Kamis, 05 Desember 2019 - 12:54 WIB , Editor: samsir,
Aceh Tenggara | Balita kembar siam asal Aceh Tenggara, Fitri Sakinah dan Fitri Rahmawati, yang telah dirawat selama empat tahun di Yogyakarta oleh pihak RSUP Dr Sardjito, kini diperbolehkan pulang ke kampung halamannya.
Pemulangan balita tersebut dan orang tuanya didampingi langsung oleh tim dokter ahli RSUP Dr Sardjito. Berangkat dari Yogyakarta menuju kampung halaman balita kembar siam di Aceh Tenggara.
Kemudian pada prosesi penyerahan kedua balita itu kepada pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara dilakukan di Pendopo Wakil Bupati Agara pada, Rabu (04/12/2019)
Wakil Bupati Aceh Tenggara, Bukhari Buspa, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim dokter RSUP Dr Sardjito yang telah menangani perawatan balita kembar siam selama empat tahun terakhir.
“Kami hanya mampu menyerahkan kepada Allah atas jasa dan kebaikan bapak-ibu semuanya. Mudah-mudahan menjadi amal ibadah,” kata Wabup Agara.
Bukhari mengatakan, pihaknya melalui tim Rumah Sakit H Sahuddin siap dan berjanji akan melanjutkan perawatan kesehatan bagi kemsi. Selain itu, ia juga akan menugaskan dinas terkait untuk memberikan pelayanan pendidikan dan sosial secara khusus bagi kedua bocah itu.
“Harapan saya setelah lepas sambut peralihan perawatan kembar siam ini, kepada pihak yang ditugasi untuk penanganan perawatan balita di Aceh Tenggara, mari bersinergi dan terpadu memberikan pengayoman terbaik bagi kembar siam,” kata Bukhari.
Pada kesempatan yang sama, Direktur RSUD H Sahuddin Kutacane, dr Bukhari SpOG menjelaskan, sebelumnya, setelah tiga hari lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Sahuddin Kutacane, bayi kembar siam tersebut dirawat di RSUD Zainal Abidin Banda Aceh selama beberapa bulan.
Kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto Jakarta, selama Setahun lebih dirawat lalu dipindahkan ke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, kata dr Bukhari SpOG usai penyerahan putri kembar siam tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim Dokter Ahli RSUP Dr Sardjito, mengatakan pihaknya telah merawat si kembar selama empat tahun lebih. Meskipun berat, pihaknya tetap harus mengembalikan kedua bocah kembar itu ke kampung halamannya, ucap dr Rahmat.
“Acara ini bukanlah pelepasan, tapi hanya mengalihkan tempat pengasuhan ke tempat yang seharusnya,” kata dr Rahmat.
Rahmat mengatakan, selama dirawat, kondisi kesehatan dan intelegensi kedua bocah itu cukup baik. Namun, pihaknya tidak dapat melakukan operasi pemisahan, karena berisiko tinggi mengorbankan salah satu dari keduanya.
“Kondisinya tidak mungkin dipisahkan, jadi kalau dipisahkan bisa dua-duanya tidak bisa diselamatkan. Sebab otak keduanya menyatu hampir 70 persen,” kata dokter spesialis saraf itu.
Untuk selanjutnya, kedua balita tersebut akan dirawat oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Sahuddin Kutacane.
Sebelumnya, sejak dilahirkan pada 2015 lalu, bayi kembar siam milik pasangan Syahbandi Putra dan Siti Khadijah itu tidak dapat saling menatap saudara satu rahimnya karena terlahir dalam kondisi menempel di bagian kepala.
Oleh karena itu, selama empat tahun terakhir keduanya mendapatkan perawatan dari pihak RSUP Dr Sardjito Yogyakarta. Dalam kurun waktu itu, pihak rumah sakit telah mencoba untuk melakukan langkah operasi. Namun, kondisi tubuh keduanya tidak memungkinkan untuk dipisahkan, maka akhirnya diizinkan pulang. (Rilis/Samsir Selian)
(Aceh Tenggara/samsir)