Kamis, 03 Oktober 2019 - 14:04 WIB , Editor: alb,
Aceh Tenggara-Gabungan aktivis Kabupaten Aceh Tenggara gelar aksi unjuk rasa didepan gedung kejaksaan negeri kutacane di jalan Cut Nyak Dien Kecamatan Babussalam.
Mereka menuntut pihak kejaksaan negeri kutacane untuk menjelaskan sudah sampai dimana tindaklanjut kasus monografi desa.
Pasalnya, telah terjadi kekeliruan terhadap kasus monografi desa dan profil desa tahun 2016 sampai 2017. Mereka menganggap oknum kajari dan inspekorat mendzalimi hak rakyat, mereka juga meminta keadilan dan kebenaran harus ditegakkan.
Pantauan Tribunterkini.com Kamis, 03/10/2019. Aksi gabungan aktivis Aceh Tenggara ini bergerak menggunakan kendaraan roda empat yang dilengkapi pengeras suara dan sejumlah spanduk bertuliskan, "Pak Kajati Aceh copot Kajari Agara, kasus monografi Desa mandek," yang terpampang berukuran cukup besar.
Sementara itu, M Saleh Selian, Ketua Lira Aceh Tenggara dalam orasinya meminta, kejelasan kasus monografi desa yang diduga menggunakan dana desa senilai Rp 7 milyar lebih. Yang telah dilaporkan tahun 2017 ke kejaksaan negeri kutacane dan diterima langsung oleh bapak Kajari kala itu Edi Dikdaya, SH.
" Kami hanya minta kejelasan kasus monografi desa yang gunakan dana desa 7M dan telah kami laporkan ke kejaksaan kutacane, sudah sampai dimana tindaklanjutnya," teriak Saleh lantang dengan pengeras suara.
Selain itu, M Saleh juga meminta dihadirkan Rasimah yang merupakan ketua tim pemeriksaan kasus monografi desa," tolong hadirkan saudari ibu Rasimah ketua tim pemeriksaan kasus monografi desa, supaya kasus ini terang," ujar M Saleh.
Diantara tuntutan para aktivis Aceh Tenggara, meminta dijelaskan sedetail detailnya tentang kasus dugaan korupsi monografi desa tahun 2016 sampai 2017 dan menghadirkan Inspekorat Agara di Kejaksaan Negeri Kutacane.
Meminta bapak Kajagung dan Kajati Aceh mencopot Kajari Kutacane karena dianggap tidak mampu menyelesaikan kasus dugaan korupsi monografi desa yang telah dilaporkan sejak tahun 2017 lalu.
Arus lalu lintas seputaran jalan cut nyak dien pasar belakang terpantau normal, puluhan aparat kepolisian terlihat berjaga didalam dan luar gedung kejaksaan negeri kutacane. Usai menyampaikan aspirasinya, gabungan aktivis Aceh Tenggara berangsur angsur membubarkan diri dengan tertib dan damai. (Samsir Selian)
(Aceh Tenggara/alb)