Jumat, 27 September 2019 - 21:08 WIB , Editor: ruben,
Pekanbaru | Tribunterkini- Kabut asap akibat Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, telah menganggu aktifitas masyarakat sehari-hari dan merusak habitat hewan-hewan yg dilindungi serta merusak hutan - hutan Negara yg berfungsi sebagai paru-paru Indonesia bahkan dunia.
Diantara aktifitas yg terganggu adalah proses belajar dan mengajar para siswa sekolah, timbulnya penyakit ISPA dan lain sebagainya. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan Karhutla ini tidak ada pilihan lagi, kecuali melakukan Pemadaman yang efektif dan efisien dengan Heli Water Boombing, melakukan modifikasi cuaca atau hujan buatan, dan berdo'a disertai dengan Shalat Istisqa dan ber istigfar memohon ampun kepada Allah SWT.
Demikian apa yang dikatakan oleh Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin Kolonel Pnb Jajang"Jackal" Setiawan, S.M., sebagai Koordinator Satgas Udara Provinsi Riau, di Shalter Charlie Lanud RSN, Kamis (26/9/19).
"TNI AU telah mengerahkan pesawat Hercules C-130, CN-295 dan Cassa 212 Aviocar bekerjasama dengan BNPB, BPPT, BMKG dan BPBD, telah melakukan modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan, sehingga hasilnya seperti yang dapat kita rasakan saat ini, dimana hampir seluruh kota dan Provinsi di Riau telah diguyur hujan.
"Modifikasi Cuaca atau hujan buatan adalah hanya salah satu dari ikhtiar kita sebagai Hamba Allah, yang juga harus diiringi dengan doa. Namun Tuhan jualah yang akan memberikan keputusan. Alam sebagai ciptaan Allah SWT adalah tempat dimana kita hidup dan bergantung. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk menjaga alam ini, sehingga kita bisa hidup damai dan sejahtera. "Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita".
Begitu indah nya Alam ini kalau harus rusak dengan tangan-tangan yg tidak bertanggung jawab hanya untuk kepentingan segelintir orang, namun dampak kerusakan alam sangat merugikan banyak pihak", ujar Jackal.
Selanjutnya Jajang mengatakan, "Harapan kami kepada seluruh saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air, baik yang beragama Islam, Kristen, Hindu dan Budha, untuk bisa membantu kami Satgas Udara dengan berdoa kepada Sang Pencipta, niscaya usaha kita untuk keluar dari masalah Karhutla ini akan mudah tercapai, sehingga upaya kita menjadi berkah bagi semua dan menjadi nikmat Allah yang paling barokah".
"Kami mengharapkan kepada semua lapisan masyarakat, dengan terjadi nya peristiwa kabut asap yang menimpa ini, hendaknya kita semua bisa ber intropeksi diri, terutama bagi oknum-oknum yang telah melakukan kejahatan terhadap alam dengan membakar lahan dan Hutan, sehingga telah meresahkan masyarakat pada umum nya, kita Berdoa kepada Yang Maha Kuasa, semoga mereka diberikan kesadaran untuk tidak mengulangi perbuatan yang telah merusak alam dan merugikan banyak orang", ujar Kadisops Lanud RSN. (Ruben/Pen)
(Pekanbaru/ruben)